Jepang dan Sampah

Banyak cerita-cerita menarik tentang orang Jepang (Nihonjin), terutama tentang kepedulian mereka terhadap kebersihan lingkungan di sekitar mereka. Tulisan ini membahas sedikit tentang kegiatan pungut sampah yang dilakukan Nihonjin di segala kesempatan di beberapa negara yang mereka kunjungi. Dan bagaimana hal ini menjadi karakter Nihonjin.



Pertama, ketika sesaat setelah pertadingan sepakbola pada piala dunia 2018 antara Jepang dengan Colombia selesai di Stadion Mordovia Arena di Saransk, Rusia. Mereka, para pendukung timnas Jepang bahu membahu memunguti sampah (makanan, botol, dan gelas) dengan bermodalkan kantung sampah yang mereka bawa ke dalam stadion.
BBC.com

Kedua, Ketika diselenggarakan perhelatan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Dua orang supporter Jepang memunguti puntung rokok yang berserakan di bawah pohon dan membuangnya ke bak sampah.
twitter @matikatrok 
sport.detik.com

Selain itu, pada ajang yang sama, supporter Jepang membersihkan venue aquatic dari botol-botol minuman yang berserakan.
Twitter@antoagustian
wow.tribunesnews.com

Ketiga, aksi Jemaah haji Jepang saat pelaksanaan ibadah haji 2018 ketika mereka sedang menunggu bus penjemputan dari Muzdalifah ke Mina. Para Jemaah haji asal Jepang memasukkan sampah plastik dan lainnya yang berceceran ke dalam sebuah kantong berwarna biru.  Sementara Jemaah lainnya nampak memilih tidur saat mereka melakukan hal tersebut.
Instagram @igtainment

Mengapa Nihonjin melakukan hal-hal demikian? Mungkin pertanyaan ini yang akan muncul. Tapi sepertinya semua orang di seluruh dunia sudah tahu dengan kebiasaan baik Nihonjin ini.

Kebiasaan baik ini telah membudaya pada masyarakat Jepang. Kalau bisa dibilang sudah menjadi karakter bangsa Jepang atau sudah mendarah daging bagi seluruh masyarakat Jepang.

Hal ini sudah dibangun sedari mereka kecil di lingkungan keluarga. Ketika mereka memasuki usia sekolah dasar sampai sekolah menengah, bahkan perguruan tinggi hal ini merupakan kewajiban yang harus mereka lakukan di sekolah dan di kampus (lab). Begitu juga dengan perkantoran. Tidak ada cleaning service di sekolah, lab, dan kantor. 

Sehabis makan siang anak-anak sekolah harus menyapu dan mengepel kelas mereka. Para orang tua juga ketika awal tahun ajaran baru dimulai, diundang oleh pihak sekolah untuk membersihkan sekolah secara bersama-sama dengan para guru dan anak-anak mereka. Begitu juga di kampus-kampus, satu hari dalam seminggu para anggota lab akan melakukan cleaning, menyapu dan mengepel lab mereka. Setahun 2 kali ada cleaning besar yang dilakukan. Begitu juga dengan karyawan kantor, sebelum memulai aktivitas kantor, mereka akan menyapu bagian dalam dan luar kantor. Sebetulnya ada juga cleaning service di Jepang tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. 

Kalau kita, Indonesia atau negara lain ingin seperti Jepang menjadikan kebersihan adalah lifestyle, menyatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, maka pembiasaan sedari kecil adalah point pentingnya. Dan dukungan seluruh elemen masyarakat mulai dari keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan ini.

Salam bersih.







Comments

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia