Okonomiyaki High Class Produksi Mancanegara


Bekerja dalam keragaman sangat indah dan mengasyikan. Ada yang berkulit putih, kuning, coklat, sampai hitam sekali. Berkomunikasi dengan satu bahasa, Bahasa Inggris dengan berbagai aksen. Inggris Indianya DR. Zakir Naik yang sangat cepat. Inggisnya Afrika mulai dari Botsawa, Malawi, Nigeria, Liberia, Ghana, dan Cote D’Ivoire yang agak susah kutangkap dengan aksen yang berdesis dan pronouncation yang khas. Inggris yang jelas bagiku dari teman-teman yang berasal dari Mesir, Afganistan, Vietnam, Philipine, dan Mongolia. Kami semua adalah mahasiswa S2 dan S3 Hiroshima Univ yang sedang arbaito di malam hari di sebuah pabrik yang memproduksi makanan untuk disupply ke convenience store (combini) mungkin se-Hiroshima. 
Selain mahasiswa ada juga kensushe, yaitu pekerja asing yang bekerja di perusahaan-perusahaan Jepang. Kensushe yang bekerja malam pada bagian saya banyak berasal dari Vietnam. Berkomunikasi dengan mereka agak susah, karena harus menggunakan Bahasa Jepang atau bahasa mereka, sedangkan aku sangat minimalis Bahasa Jepangnya apalagi Bahasa Vietnam. 
Mahasiswa yang arbaito ada yang masih semester awal (semester 2 atau 3). Ada juga mahasiswa semester akhir (semester VI) seperti saya. Saya dan beberapa teman berani melakukan arbaito karena syarat minimal untuk lulus sudah terpenuhi, yaitu sudah publikasi jurnal. Meskipun sebetulnya masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di kampus, seperti masih experiment, menulis manuscript untuk jurnal kedua, menulis thesis, dan sebagainya, tapi Insha Allah bisa melakukan keduanya dengan manajement waktu yang baik. Menurut saya sangat beresiko arbaito di semester awal ketika masih sangat banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di kampus. Selain itu ada juga istri atau suami dari mahasiswa yang arbaito. Selain ketiga kategori di atas ada juga yang sudah lulus dan bergelar Ph.D yang bekerja disini. Biasanya mereka akan bekerja sekitar 2-3 bulan sampai masa tinggal mereka di Jepang habis.
Arbaito sangat diperbolehkan. Mahasiswa dapat melakukan arbaito selama 28 jam/minggu.  Jadi rata-rata arbaito untuk durasi waktu kerja 9 jam/hari, maka hanya 3 hari saja arbaitonya. Tapi ada juga yang hanya 1 atau 2 hari arbaitonya. 
Mahasiswa Jepang juga banyak yang melakukan arbaito. Pada umumnya mereka bekerja di tempat yang membutuhkan komunikasi dalam Bahasa Jepang pada pekerjaanya. Teman saya di lab semuanya melakukan arbaito, ada bekerja di Daiso, MC Donald, café, pachinko, dan sebagainya.  Rata-rata jam kerja mereka hanya 4-5 jam per hari.
Di Prime Daily Food (PDF) atau teman-teman sering menyebutnya Perusahaan Bento, aku bekerja di bagian frying. Tapi aku juga sering diminta untuk membantu di tempat lain jika kekurangan tenaga seperti di bagian penyiapan sayuran (yasai), pembuatan telur mata sapi, pemanggangan, bahkan pernah di pengemasan produk. 
Yang menarik adalah di bagian pembuatan Okonomiyaki, sejenis bakwan kalau di Indonesia tapi dalam ukuran besar. Okonomiyaki dari Hiroshima sangat terkenal. Sebetulnya di bagian Okonomiyaki ini aku kurang suka pada awalnya karena harus bekerja dalam sebuah tim yang terdiri dari 7 orang. Ada yang memecahkan telur, ada yang memasukkan telur ke dalam cetakan, ada yang menambahkan sayuran dan daging, ada yang membalik okonomiyaki, ada yang mengangkat okonomiyaki yang sudah masak untuk diletakkan dalam rak. Kerjanya harus cepat, karena dalam 1 kali produksi harus menghasilkan sekitar 1500 okonomiyaki. 
Biasanya di bagian okonomiyaki kerja di mulai pada jam 23.30 setelah istirahat sekitar 1 jam setelah bekerja hampir 4 jam sebelumnya yang dimulai pukul 19.00. Jika timnya bagus dan kerjanya cepat jumlah okonomiyaki yang begitu banyak dapat dikerjakan dalam jangka waktu 4 jam. Jadi sekitar pukul 03.30 pagi sudah selesai. Dan dilanjutkan dengan pembersihan. Pernah suatu ketika yang bekerja 6 perempuan dan 1 laki-laki. Entah kenapa pukul 04.30 baru selesai. Belum lagi menyelesaikan proses pembersihan yang tidak mudah. Mencuci penggorengan yang begitu besar perlu energy untuk menggosoknya. Karena semua perempuan dan waktunya tidak cukup, jadi penggorengan tidak bersih seperti yang diharapkan. Laki-laki yang hanya seorang tidak bisa membantu membersihkan, karena dia sibuk dengan mengukur suhu yang jumlah pengirimannya tidak memadai. Kontrol suhu sangat diperlukan pada semua lini yang membutuhkan panas. Setiap 2 menit sekali pengukuran suhu harus dilakukan dan dikirim ke operator melalui alat yang telah disediakan. Pengukuran dan pengiriman suhu harus terus dia lakukan meski terlambat, jadilah dia tidak bisa membantu pembersihan.
Di sela-sela kerja malam dengan intensitas yang tinggi di okonomiyaki ini dan untuk menghindari kantuk, maka sering canda-canda keluar dari mulut teman-teman pelajar ini. Mulai dari ……jangan kita mengganggap diri kita disini adalah pelajar, pikirkan saja bahwa kita ini buruh, kerja aja yang bener. Lupakan dan tinggalkan sesaat segala pikiran mengenai eksperiment di lab, jangan dibawa ke tempat kerja. Dan masih banyak lagi obrolan-obrolan iseng yang terlontar.
Bagian Okonomiyaki adalah bagian favourit untuk didatangi oleh bagian lain, hanya sekedar untuk bertegur sapa antar teman sewarganegara. Atau meminta okonomiyaki yang sudah masak. Atau mengambil telur untuk dimakan mentah. 
Pengalaman yang takkan terlupakan bekerja bersama dalam “heterogenitas” yang sangat tinggi yang bukan dalam tingkat local, nasional, tapi international. Pengalaman berinteraksi ini tidak diperoleh di kampus yang sangat homogen. Di tempat bekerja saya bisa berinteraksi dengan menggunakan Bahasa Inggris yang di kampus sangat jarang digunakan. Ada yang bilang kalau sekolah di Jepang: jika Bahasa Inggrismu bagus, kemungkinan lambat laun akan menjadi jelek, jika Bahasa Inggrismu jelek, mungkin kamu tidak bisa berbahasa Inggris lagi.  Jokenya: Bahasa Inggris kualitasnya menurun, Bahasa Jepangnya gak dapet…… ha ha ha.
Okonomiyaki yang diproduksi dikerjakan oleh para mahasiswa asing dengan latar pendidikan yang bagus. Mungkin sekembalinya dari Jepang untuk studi ini mereka akan mempunyai jabatan yang prestius di negerinya masing-masing. 

Ganbate untuk semua teman-teman yang arbaito……untuk Okonomiyaki high class produksi mancanegara


Comments

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia