Hidup dan Masalah

Hidup adalah masalah itu sendiri. Jika tak mau punya masalah maka jangan hidup mati saja, begitu kata orang. 
Dalam melakukan penelitian biasanya kita mencari masalah untuk dipecahkan atau memang ada masalah yang harus diselesaikan.

Begitu juga dengan hidup kadang kita mencari masalah yang sebetulnya masalah tersebut tidak harus kita hadapi. Tapi ada juga masalah yang menghampiri kita dan harus diselesaikan.

Menjalin hubungan dengan seseorang tentu kita akan bersama masalahnya juga. Jika tidak mau dengan masalahnya maka jangan menjalin hubungan. Adakah yang berpendapat begitu? Ternyata ada lho……

Ketika sedang kerja, disela-sela kesibukan membuat okonomiyaki ada seorang teman dari suatu negara (rahasia) yang bercerita bahwa dia bercerai dengan pasangannya karena dia merasa bahwa menjalin hubungan dengan pasangan dalam bentuk perkawinan itu merepotkan. Banyak masalah yang bukan masalahnya tapi dia terlibat dengan masalah pasangannya. Untuk apa aku bersamamu dan dengan masalahmu. Aku tak suka, lebih baik berpisah saja. Woow pernyataan yang sungguh mengejutkan di tengah malam yang panas bersama okonomiyaki yang membuat lapar.

Sama halnya dengan studi lanjut. Mengapa harus S3, susah. Kan sudah mapan menjalani kehidupan sebagai dosen dengan menerima gaji setiap bulan. Setiap harinya hanya diwajibkan datang ke kampus untuk mengajar dan memberi praktik, serta melaksanakan pengabdian sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi, aman. Tidak pusing dengan segala hal yang berhubungan penelitian, analisa, menulis jurnal, dan sebagainya.  Ternyata memang studi lanjut, khususnya S3 dapat menyebabkan seseorang mengalami “Mental Disorder”. Nah ini kan namanya mencari masalah. Tapi menurutku ini adalah mencari masalah namun masalahnya sudah bisa diantisipasi.  Ibarat penelitian kita sudah punya bayangan jawabannya, tinggal pembuktianya saja. Dan ternyata terbukti banyak masalah yang harus dihadapi, ha ha ha ……

Ketika memutuskan untuk bekerja di perusahaan bento, sudah terpikir akan menghadapi masalah mengenai manajemen waktu. Biasanya pulang dari lab paling cepat pukul 19.00. Tapi setelah bekerja maka keluar dari lab harus lebih awal agar tidak ketinggalan kereta dan bus jemputan. Kadang untuk pulang lebih awal merasa tidak enak dengan sensei dan teman-teman karena mereka belum ada yang pulang. Nah ini namanya mencari masalah. Yang sebetulnya kalau tidak bekerja maka masalah ini tidak akan dialami. 

Semua manusia akan menghadapi masalah, baik masalah tersebut yang datang pada kita atau masalah tersebut kita yang membuat. Tapi yang jelas …… hadapi setiap masalah dengan tenang. Pecahkan masalah dengan pikiran jernih. Setiap masalah pasti ada solusinya. Masalah yang kita hadapi pasti kita mampu menanganinya. Allah akan memberikan masalah sesuai dengan kemampuan kita untuk menanganinya.

Masalah dalam kehidupan akan menjadi indah jika kita mampu menyelesaikannya dengan cemerlang.  Menikmati proses selama penyelesaian masalah mempunyai kenikmatan dan dinamika tersendiri.  Sama indahnya dengan bunga yang sedang bermekaran di musim semi ini. Indah pada waktunya.

Hiroshima Univ, April 24, 2018

Comments

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia