Kerja, kerja, dan kerja

Kata-kata ini bukan ingin mengkampanyekan kabinet kerja Presiden Jokowi Widodo. Tapi memang dengan kerja, kerja, dan kerja……. semua rencana, semua impian, bahkan semua khayalan bisa terwujud.
Mengapa Jepang bisa begitu maju dalam bidang teknologi. Jawabannya sederhana, karena mereka menggunakan waktu secara efesien dan efektif untuk bekerja. Tak ada waktu untuk berleha-leha. Tak ada waktu untuk bersantai. Tak ada waktu untuk ngelamun. Bahkan mungkin tak ada waktu untuk merenung.  Tapi tetap ada waktu untuk pesta di akhir semester ganjil dan genap saat teman-teman lab menamatkan studinya. Ada kumpul-kumpul santai menikmati makanan saat musim semi dan musim panas di tengah kesibukan experiment. Ada pesta akhir tahun untuk kerja keras yang telah dilakukan selama setahun. Selebihnya adalah kerja, kerja, dan kerja.

Selama hampir 3 tahun menjadi mahasiswa doctoral di Hiroshima University, saya bisa merasakan aura kerja, kerja, dan kerja ini. Seorang teman master (Iwamoto san) yang akan wisuda dan telah memakai pakaian kimono yang cantik tetap direcoki dengan urusan experiment. Tiga orang teman Bachelor (Onishi san, Arima san, dan Satou san) yang di hari sebelumnya presentasi ujian sarjana, hari berikutnya sudah langsung experiment untuk studi Master mereka, kerja dari pagi sampai malam di lab.

Yamaguchi san, master student yang telah ujian master pada 13 Februari 2018 dan akan wisuda pada 23 Maret 2018 masih dikirimi sensei email pada 27 Februari 2018 untuk melakukan uji ethanol pada Glucosamine experiment. Padahal saat ini adalah liburan semester genap dan dia sedang pulang kampung. Berarti dia harus ke kampus untuk experiment lagi sebelum wisuda.

Sudah dinyatakan lulus bahkan sudah akan wisuda saja masih harus kerja, kerja, dan kerja…… apalagi masih berstatus “mahasiswa” maka tak ada hari tanpa kerja, kerja, dan kerja. Saya sering merasakan kerja yang bertumpuk-tumpuk, mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, kadang-kadang bingung sendiri. Tapi yang jelas harus berpikir positif saja, bahwa semua ini adalah sebuah proses yang harus dijalani dengan “senang hati” bukan menjadi “beban” agar tidak “stressssss”.

Saat ini saya sedang diburu untuk melakukan 4 hal dalam waktu bersamaan. Kato sensei meminta untuk memulai menulis manuscript lagi tentang Glucosamine experiment. Saya juga saat ini sedang melakukan experiment (memelihara tikus) untuk penelitian Rice prolamine atas bimbingan Kato sensei dan Nut sensei yang kemudian akan melakukan banyak analisa.  Kemudian Yanaka sensei dan Nut sensei akan melibatkan saya dalam experiment Ginkgotoxine dan Vitamin B6. Animal modelnya belum ada, mereka meminta saya untuk mencari jurnal yang terkait hal ini. Dan yang terakhir adalah menyelesaikan thesis. Bab 1 (Introduction), bab II (Gender Difference and Vitamin B6), Bab IV (Conclusion) sudah dibuat tapi masih sangat kasar, sedangkan bab III (Vitamin B6 and Heart Metabolemic) sama sekali belum tersentuh. Karena bingung mana yang mau dikerjakan terlebih dahulu, maka menulis blog ini yang terpikir. Melakukan hal yang menyenangkan di luar rutinitas akan mengembalikan semangat yang hampir hilang karena bingung, pusing, dan stress.
Waktu bukan hanya uang tapi waktu juga kesempatan. Kesempatan untuk kerja, kerja, dan kerja, kesempatan untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, kesempatan untuk melakukan banyak hal. Kesempatan ini tidak akan datang 2 kali, jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Ayo mulai kerja, kerja, dan kerja. Tapi jangan hanya kerja, kerja, dan kerja, doa juga harus dilakukan agar diberi kemudahan dan kelancaran oleh Allah dan yang dikerjakan bisa bermanfaat. Aamiin aamiin aamiin.

Semangat akhir semester V awal semester VI

Hiroshima University, February 28, 2018








Comments

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia