Sekolah dan Refreshing
“Mbak…...
sekolah kok eunak banget sih…..., jalan-jalan terus”, kata seorang teman
melalui message. Mereka, teman-teman di Indonesia tidak tahu bagaimana
perjuangan saya dan teman-teman yang bersekolah di “sini”. Memang tampaknya hanya “jalan-jalan”
saja yang terlihat melalui foto-foto di sosial media yang kami upload. Tapi tidak
tahu apa yang kami lakukan di lima hari dalam seminggu di kampus atau di lab.
Saya
bersekolah di Jepang yang dikenal dengan disiplin dan kerja kerasnya. Hampir
semua mahasiswa S1 tahun ke-4, mahasiswa S2, dan mahasiswa S3 harus selalu berada
di kampus atau lab, minimal 8 jam atau bahkan ada yang sampai 16 jam sehari. Wah
kalau selama itu kapan refresingnya? Nah kan…… baru terpikir…… kapan refreshing
nya kalau di kampus atau di lab selama itu. Yang tampak hanya “jalan-jalan”
nya saja, ngampus dan ngelabnya tak tampak. Padahal porsi waktu terbesar berada di kampus atau di lab daripada "jalan-jalan"nya.
Sebagai
mahasiswa S3 tentunya yang dilakukan kebanyakan berkaitan dengan experiment,
selain mengikuti perkuliahan, membaca jurnal, melakukan presentasi berkala, mengikuti
seminar rutin lab, mengikuti pelatihan, mengikuti conference, dan sebagainya.
Yang
dilakukan dalam 8 jam atau sampai 16 jam sehari selama 5 hari di kampus atau di
lab adalah experiment dan turunan-turunannya. Saya di semester 1 sampai 4 penuh melakukan experiment dan membaca seabrek jurnal yang diberikan oleh sensei.
Experiment dilakukan tidak terbatas di 5 hari kerja, jika sensei ingin
mendapatkan hasil segera, eksperiment harus berlanjut di hari sabtu dan minggu.
Setiap
eksperiment yang dilakukan tidak selalu “mulus rahayu” tapi banyak halangan dan
rintangannya, terutama dalam penggunaan alat untuk melakukan pengukuran. Semua alat manualnya dalam bahasa “Nihongo”. Jadi saya sangat tergantung pada “senpai” yang
sudah paham untuk mengajarkan saya menggunakan alat. Tanpa bantuan mereka saya
tidak bisa melakukan apapun. Pernah saya sampai 5 kali melakukan pengukuran
dan hasilnya selalu negative, padahal untuk melakukan pengukuran tersebut butuh
waktu 6 jam mulai dari persiapan sampai pengukuran menggunakan alat. Saya sudah
cek setiap tahap prosedurnya tapi tidak ketemu dimana letak kesalahannya. Sudah pasrah...... saya tidak akan dapat data dari parameter ini. Tapi alhamdulillah
akhirnya ketemu juga dimana letak kesalahannya setelah berdiskusi dengan
senpai.
Tidak hanya itu banyak lagi hal teknis dan non teknis lainnya yang menguras tenaga dan pikiran. Sampai kadang muncul rasa putus asa, apakah saya sanggup untuk menyelesaikan semua ini sampai akhir.
Tidak hanya itu banyak lagi hal teknis dan non teknis lainnya yang menguras tenaga dan pikiran. Sampai kadang muncul rasa putus asa, apakah saya sanggup untuk menyelesaikan semua ini sampai akhir.
Setelah
mendapatkan cukup data, maka dilanjutkan dengan analisis data. Jika sekiranya
ada data yang kurang “bermakna” maka biasanya sensei meminta untuk melakukan experiment tambahan untuk menguatkan hasil eksperiment secara keseluruhan.
Di
semester 4 dan 5 selain masih melakukan eksperiment, saya sudah menulis
manuscript untuk dimasukkan ke jurnal. Sensei bilang bahwa sebagai penulis pemula butuh waktu 1 tahun untuk bisa menulis manuscript yang baik dan
diterima di jurnal internasional. Jadilah
di 2 semester ini sebagian waktu banyak digunakan untuk searching journal yang
berkaitan dengan experiment dan menulis.
Saya
mengikuti penelitian sensei. Jadi eksperiment
yang dilakukan selama S3 ini tidak hanya 1 topik tapi beberapa topik yang
berbeda-beda. Saya sendiri melakukan 4 topik experiment yaitu Vitamin B6 dan
Gender Difference, Vitamin B6 dan Heart metabolemic, Glucosamine dan Lipid
Metabolism, Galactose dan Aging. Kebayang kan ruwetnya…… yang jelas simpang
siur aja…… mulai dari lupa naruh sampel dimana, sampel yang lenyap dari
freezer, mencari banyak jurnal dengan topik yang berbeda …… riweh lah
pokoknya. Itu baru eksperiment yang memang saya sebagai sebagai peneliti
utamanya. Belum lagi saya harus membantu
penelitian teman yang saya masuk di dalam timnya. Tambah lagi kan kerjaaannya. Maka …… butuh refresing…… butuh jalan-jalan ……
Seperti
anak-anak sekolah pada umumnya, kalau sudah hari jumat atau tanggal merah pada hari libur nasional yang durasinya panjang seperti golden week, silver week, tahun baru senangnya luar biasa…… liburrrrrr…… ayo rencanakan jalan-jalan…… Jadilah kami jalan-jalan “menelusuri”
indahnya Jepang untuk menghilangkan stress, ketegangan, kepenatan raga dan
pikiran. Kemudian kami upload di sosial media, dan “tampak”nya kami hanya
bersenang-senang dengan berjalan-jalan, tidak melakukan kewajiban kami sebagaimana mahasiswa. Oh
tidakkkkkk…… kami belajar, kami experiment, kami menulis, kami melakukan semua yang
menjadi tanggung jawab kami.
Saya punya moto bahwa “sekolah adalah
refreshing”. Dengan bersekolah mari kita juga refreshing.
Comments
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya