Manuscript dan Novelty

Menulis manuscript hasil penelitian ternyata tidak lebih mudah dari eksperiment.  Menulis lebih menguras energi dibandingkan eksperiment. Apalagi sebagai penulis pemula yang tidak punya pengalaman menulis manuscript untuk jurnal international. Kemampuan bahasa Inggris yang "amburadul" juga turut andil dalam sulitnya menulis manuscript.  
Dalam menulis manuscript menentukan "novelty" penelitian adalah hal paling penting agar manuscript diterima jurnal. Novelty akan menjadi bagian awal dari pembahasan dan kemudian diikuti oleh pembahasan lain yang mendukung novelty.

Pada saat kita membuat proposal penelitian, kita sudah tahu tujuan penelitian dan novelty apa yang akan dihasilkan dari penelitian tersebut. Untuk topik penelitian yang baru akan sangat mudah menemukan noveltynya. Tapi untuk topik penelitian yang sudah banyak dilakukan, kita sebagai peneliti dan penulis harus bisa mencari celah dimana letak novelty dari penelitian kita, agar penelitian yang telah dilakukan dapat menambah informasi tentang topik penelitian yang bersangkutan secara keseluruhan.

Penelitian telah dilakukan, data telah diperoleh, analisis data telah dilakukan, dan saatnya menulis manuscript. Ketika memulai menulis manuscript kita sudah tahu novelty dari penelitian kita. Tapi seiring proses menulis, ternyata novelty yang telah ditentukan keluar di jurnal terbaru.  Waduh…… Hal ini saya alami ketika menulis manuscript. Nah kalau sudah begini, harus cari celah mana hal lain yang bisa menjadi novelty.

Jadi, menurut saya menulis manuscript itu seperti bermain petak umpet dan menyusun puzzle. Harus pintar mencari sesuatu"nya dan harus tepat meletakkan "arah"nya sehingga manuscriptnya mempunyai "makna" untuk ilmu pengetahuan. 

Untuk bisa bermain petak umpet dan menyusun puzzle ini, satu hal yang penting adalah banyak membaca jurnal terbaru yang terkait dengan penelitian kita.  Jika tidak kita akan merasa hebat bahwa kitalah yang pertama kali menemukan sesuatu itu padahal sudah ditemukan oleh peneliti lain sebelumnya.

Satu hal lagi yang perlu diketahui oleh peneliti adalah dapat membedakan antara pengetahuan umum dengan hasil penelitian.  Pengetahuan umum adalah pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian tapi telah diterima dan disepakati oleh seluruh ahli dan tidak ada perdebatan lagi tentang pengetahuan tersebut. Sedangkan hasil penelitian adalah pengetahuan yang masih terdapat perbedaan hasil antar peneliti dan peneliti belum menerima dan menyepakatinya sebagai pengetahuan umum. Ketika menulis manuscript saya tidak bisa membedakan ini. Hal yang telah menjadi pengetahuan umum saya tulis sebagai hasil penelitian, ha ha ha. Karena sangat sulit membedakan keduanya. Nah untuk tahu tentang hal ini maka perlu banyak membaca text book dan jurnal, maka kita akan tahu mana General Knowledge dan mana yang masih The result of research.

Jika tidak dibimbing oleh sensei yang luar biasa sabarnya, mungkin manuscript untuk jurnal tidak akan pernah ada karena pengalaman yang nol dalam menulis manuscript dan kemampuan menulis ilmiah dalam bahasa Inggris yang nol juga.   

Terima kasih sensei telah mengajarkan banyak hal dalam menulis manuscript yang baik dalam waktu setahun ini.  Pertama kali mengirim manuscript ke sensei tanggal 7 November 2016 dan diputuskan untuk bisa dikirim ke jurnal tanggal 26 October 2017.  Benar-benar butuh waktu setahun untuk menyusun manuscript ini seperti yang disampaikan sensei pada awal menulis manuscript.  Sebagai penulis pemula kamu setidaknya butuh waktu setahun untuk menulis manuscript yang baik dan bisa diterima oleh jurnal, begitu kata sensei.  Meskipun itu manuscript atas nama saya, tapi secara keseluruhan itu adalah manuscript sensei, karena tanpa beliau saya tak akan mampu membuatnya. Terima kasih sensei. Saya masih harus banyak belajar lagi untuk bisa menulis manuscript sendiri. Semoga……





Comments

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia