Ikhlas dengan Ketentuan dan Ketetapannya

“Apa kabar Va”, sapa seorang sahabat di messenger. “Ajari aku untuk tabah”, katanya.

Beliau adalah seorang sahabat yang baru saja kehilangan suami tercinta beberapa bulan yang lalu. Masih terlalu berat baginya ditinggal oleh orang dicinta secara mendadak. Kenangan-kenangan indah yang telah dijalani selama mungkin hampir 25 tahun datang silih berganti muncul dihati dan pikirannya. Hal ini membuat air mata selalu mengalir di pipinya. 
Kukatakan padanya, hanya 1 kata “Ikhlas”. Ikhlas dengan ketentuan dan ketetapan Nya atas diri kita. Dengan ikhlas sepenuhnya, melibatkan hati dan pikiran, Insha Allah kita bisa melanjutkan kehidupan ini. Allah memilih kita, karena Allah tahu bahwa kita mampu menghadapi semua ketentuan dan ketetapanNya.

Dalam messenger selanjutnya dia bilang, “Aku iri melihat orang-orang yang masih punya pasangan”. Hmmmmm.......... ya, aku tahu perasaan itu. Perasaan yang sangat wajar. Hal itu juga aku rasakan beberapa saat ini. Meski hampir 3 tahun aku ditinggal pasangan hidup aku juga kadang iri melihat teman yang masih bersama pasangannya. Aku kadang iri melihat teman mengupload foto bersama pasangan mereka di sosmed. Tapi perasaan itu segera aku tepis, aku tidak boleh iri. Itu hidup mereka yang berbeda dengan hidupku. Itu ketentuan dan ketetapan Allah buat mereka masih bersama pasangannya. Dan adalah hak mereka juga untuk mengupload foto bersama pasangan mereka, mengapa aku harus iri. Setiap kita manusia punya jalan hidup yang berbeda-beda dan tidak akan sama. Jadi tak ada alasan bagi kita untuk iri dengan keadaan orang lain.

Messenger masih berlanjut, dia berkata, “kadang aku pasrah kadang hati berontak, perasaan yang selalu up down. Ya..... itu juga perasaan yang sangat wajar. Akupun masih sering mengalami hal itu. Sebagai manusia yang pernah punya pasangan hidup dan kemudian ditinggal untuk selamanya, ketika menghadapi sesuatu, maka kita akan ingat dengan pasangan kita tempat berbagi suka dan duka. Tapi, jika perasaan itu muncul, maka segera kembali dengan segera menata hati dan pikiran untuk satu kata “Ikhlas”. 

Di akhir messenger dia berkata, “ Terima kasih ya nasihatnya, semoga aku bisa cepat menyesuaikan diri dengan keadaan dan ikhlas menjalani takdir”. Ya..... mari kita saling menguatkan untuk menjalani kehidupan selanjutnya yang penuh dengan cerita suka dan duka. Nikmati setiap keadaan, apapun itu, dan terima dengan “Ikhlas”.







Comments

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia