Team Work di Lab Molecular Nutrition

Lab Molecular Nutrition identik dengan hewan percobaan khususnya tikus. Sudah menjadi kebiasaan jika ada “pengorbanan” tikus-tikus ini maka semua warga lab diminta untuk terlibat dalam kegiatan tersebut meski tidak terlibat secara langsung dalam penelitian.  Bantuan teman-teman lab ini sangat dibutuhkan karena biasanya banyak sekali organ tikus yang harus diambil atau ada perlakuan khusus yang harus segera diberikan pada organ tikus tersebut.

Sensei pada kegiatan ini bertindak sebagai Ketua Tim. Beliau yang melakukan “pengorbanan”, mengambil darah, mengambil hati dan menimbangnya. Sebelum pengorbanan dilakukan, yang bertanggung jawab terhadap penelitian melakukan penimbangan berat badan tikus sebagai berat badan akhir tikus.  Pada hari pengorbanan, tikus tidak diberi makan. Selanjutnya berat badan tikus ditimbang antara jam 11.00 – 12.00, sedangkan pengorbanan dilakukan pada jam 13.00.


Setiap anggota tim mendapat tugas yang berbeda-beda, tergantung organ yang akan diambil. Organ atau bagian yang biasa diambil adalah heart (jantung), kidney (ginjal), spleen (limpa), lung (paru-paru), brain (otak), muscle (otot), small intestine (usus kecil), large intestine/colon (usus besar) colon content (isi usus besar/isi kolon), cecum (sekum), dan lemak (epididymal dan perirenal). Saya pernah melakukan semuanya, tapi yang paling sering adalah mengambil kolon dan isinya.


Organ-organ ini selanjutnya disimpan di suhu minus ada yang -18 derajat C, -32 derajat C, bahkan ada yang harus di -70 derajat C, tergantung analisa yang akan dilakukan.

Setelah semua organ diambil, tinggallah badan dan kepala si tikus. Keduanya kemudian disimpan di freezer dengan sebelumnya dibungkus dengan koran untuk selanjutnya kelak diambil oleh petugas.

Membereskan seluruh peralatan pengorbanan dilakukan oleh peneliti tapi biasanya semua teman ikut membantu.

Teringat ketika melakukan penelitian S2.  Semua dikerjakan sendiri.  Mulai dari membeli tikus di Jakarta dan membawanya ke Bogor. Sampai mencari orang yang bisa melakukan "pengorbanan" dan akhirnya membuang "nya". Semoga sekarang sudah lebih baik dan para peneliti lebih konsentrasi terhadap penelitiannya dengan tidak direpotkan oleh hal-hal tersebut.

Disini untuk melakukan penelitian menggunakan hewan percobaan terutama tikus/mencit sudah terintegrasi dengan baik.  Hiroshima Unversity atau padaumumnya universitas di Jepang mempunyai budidaya tikus putih dan mencit (putih/hitam) sendiri.  Kita sebagai peneliti tinggal memilih jenis tikus apa yang akan digunakan.  Ada tikus biasa untuk penelitian pada umumnya seperti menguji komponen kimia tertentu pada bahan makanan. Tapi ada juga tikus/mencit special untuk penelitian yang membutuhkan tikus/mencit dengan spesifikasi khusus, seperti penelitian aging (penuaan), penelitian sel kanker, dan sebagainya.  Untuk mendapatkan tikus/mencit tersebut, kita tidak perlu untuk mengambilnya, tapi pihak penyedia akan mengirim langsung ke lab. Kita hanya tinggal menyiapkan kandang, ransum, dan minum untuk tikus-tikus tersebut dengan kondisi yang telah disyaratkan.


Bekerja dalam suatu team work pasti sangat membantu dibandingkan harus pontang panting melakukannya sendiri. 

Semangat Bekerjasama.




Comments

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia