Maret atau September

Kadang kala kita dihadapkan pada 2 pillihan yang kita tak bisa memilihnya. Kalau sudah begini serahkan keputusan pada yang punya rencana pada kehidupan kita, Allah SWT. Tunggu dan lihat pilihan mana yang dianggap oleh Nya terbaik buat kita.


Part 1
Aku tak mau memilih..... apakah harus lulus Maret 2018 atau September 2018. Dua pilihan tersebut menurutku sama saja. Jika aku lulus Maret 2018 maka Alhamdulillah bisa lulus lebih cepat. Tapi jika lulus September 2018 itu memang waktunya. Dan jika aku diminta memilih….. sekali lagi diminta memilih….. aku memilih yang kedua. Mengapa? Banyak faktor yang menyebabkannya. Salah satunya karena masih ada beasiswa 1 semester lagi. Dan yang lebih penting terlalu sedikit ilmu yang kuperoleh dalam jangka waktu 2.5 tahun. Terlalu sedikit penelitian yang kulakukan dibandingkan teman lab ku. Tapi aku tak mau memilih…..Kuserahkan pilihan padaMU. Aku akan menjalaninya dengan segenap jiwa ragaku.

Sejak awal aku telah merencanakan lulus September 2018. Karena beasiswaku sampai September 2018. Hal ini pernah kuutarakan pada Kato sensei (Supervisor I), tapi beliau tidak berkenan. Aku harus lulus Maret 2018, karena aku terdaftar di Hirodai terhitung April 2015. Kata beliau tidak ada hubungan antara waktu masuk dengan beasiswa. Ya sudahlah kalau demikian. Harus mengikuti apa kata beliau.

Setelah Kato sensei pensiun, maka pembimbingku beralih ke Yanaka sensei (Supervisor II) dan dibantu oleh Nat sensei (unofficial sensei). Aku pernah menjelaskan pada mereka berdua mengenai keinginanku lulus September 2018. Tapi sepertinya mereka juga tidak setuju, aku harus lulus Maret 2018.

Part II
Awal semester baru, tepatnya hari Senin sore, tanggal 2 Oktober 2018, Yanaka sensei memanggilku ke ruangannya. tiba-tiba beliau bertanya, kapan Aku mau lulus, sekarang Maret 2018 atau nanti September 2018. Aku bilang September 2018. Kemudian beliau bilang, Maret 2018 saja ya. Hmmmmm….. Ok sensei...... Aku menjawab ini dengan mempertmbangkan saran dari seorang teman. Beliau bilang, “kalau sensei meminta lulus lebih cepat, ikuti saja bu…..tak usah pikirkan macam-macam. Ok….. itu pertimbangan yang paling masuk akal pikirku. 

Kemudian Yanaka sensei berkata bahwa beliau akan menyiapkan penguji buatku untuk graduation Maret 2018.  Selanjutnya hari selasa sore, tanggal 3 Oktober 2017, beliau meminta judul thesisku. Tidak berselang beberapa lama beliau memberikan selembar kertas berisi judul thesis dan nama para penguji. Ada 3 orang penguji, yaitu Takuya Suzuki sensei (Food Chemistry, A808), Hiroyuki Nakano sensei (Food Microbiology and Higiene, A514), dan Taketo Obitsu sensei (Animal Nutrition and Feeding, B510). Aku diminta menemui mereka untuk meminta persetujuan sebagai penguji. Jantungku langsung berdegub kencang. Secepat inikah? Apakah aku sanggup melakukannya? Sambil berjalan menuju ruang sensei-sensei ini, aku berdoa, “Ya Allah bantulah hamba melalui semua ini. Hanya engkaulah yang dapat membantu hamba. Bantu hamba menyusun doctoral thesis. Hamba akan berusaha semampu hamba untuk menyelesaikan ini semua. Tolong hamba ya Allah.


Part III
Cerita berlanjut ke cerita yang memang kabarnya kunanti-nanti di bulan November 2017, yaitu kabar “manuscript yang disubmit”.  Keadaaan seperti ini membuatku diliputi dengan keraguan, kecemasan, keengganan dst dst dst….. karena dipenuhi dengan ketidakpastian. Ini semua terkait dengan belum adanya respon dari editor jurnal mengenai manuscript yang disubmit. Manuscript di submit per 28 Oktober 2017. Target Yanaka sensei dalam bulan November 2017 sudah ada kabar. Mulai minggu ke 3 setelah submit beliau selalu bertanya apakah sudah ada respon dari editor. Selalu kujawab belum ada sensei. Mungkin hampir 5 kali sensei bertanya tentang hal ini dalam kurun waktu 1 bulan ini.  Mengapa beliau selalu bertanya ini? Karena salah satu syarat bisa ujian doctoral program adalah harus sudah ada publikasi.  Kalau belum ada ya belum bisa ujian dan tentunya belum bisa lulus. Khususnya aku, artinya aku belum bisa lulus Maret 2018.

Part IV
Hari Jumat, tanggal 1 Desember 2017, Yanaka sensei bilang bahwa kita harus menarik semua dokumen yang telah diserahkan ke penguji. Kamu tidak bisa lulus Maret 2018, karena tidak ada respon dari editor jurnal di bulan November 2017 ini. Mohon maaf terpaksa kamu tidak bisa lulus Maret 2018. Are You ok. Daijobou sensei.........

Wah rasanya terlepas dari beban yang sungguh berat yang harus dijalani. Kalaupun harus lulus Maret 2018 ini banyak yang belum selesai. Bab 1 introduction belum beres. Memahami penelitian secara lengkap belum beres. PPT untuk presentasi belum selesai. Pokoknya minim persiapan. Padahal untuk lulus Maret 2018, close defence nya tgl 13 Desember 2017 ini. Hampir 4 minggu kerja keras untuk melakukan semua persiapan ini. Mendengar berita ini dari sensei bukannya sedih malah mengucap syukur Alhamdulillah. Terasa beban berat diturunkan dari pundak....... lega.......

Nah…..bertambah yakin bahwa Allah penentu segalanya.  Tanggal 4 Desember 2017 ada kabar dari editor jurnal mengenai manuscript yang disubmit. Tapi akhirnya disepakati bahwa aku lulus September 2018, meski sebetulnya aku bisa lulus Maret 2018 karena batas publish jurnal, minimal accepted tanggal 20 Januari 2018.  Masih ada waktu 1 bulan untuk revisi jurnal. Tapi ternyata Yanaka sensei dan Kato sensei berdiskusi dan bersepakat kalau aku sebaiknya lulus September 2018 untuk mempersiapkan segalanya lebih baik.

Part V
Hari Rabu tanggal 13 Desember 2017; Yanaka sensei masuk lab, tiba-tiba beliau bilang , "Yang san baru saja menyelesaikan close defencenya". Ow ow ow harusnya aku juga hari ini close defence, tapi gak jadi...... its ok.


Serahkan segala urusan padaNya. Dia akan memberikan segala yang terbaik buatmu.  Dia adalah Perencana terbaik bagi kita semua. Yakinlah, yakinlah, yakinlah akan ketetapanNya, yakinlah akan ketentuanNya.



Comments

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia