Empat Musim di Negeri Nobita dan Naruto

Jepang adalah negara sub tropis dengan 4 musim, yaitu musim semi /spring/haru/春 (Maret - Mei), musim panas /summer/natsu/夏 (Juni - Agustus), musim gugur/autumm/aki/(September - November), dan musim dingin/winter/fuyu/ (Desember - Februari).

Setiap musim memiliki keindahan tersendiri. Tapi mungkin yang paling menyenangkan adalah musim semi dan musim gugur.  Musim semi menyenangan karena telah terlepas dari musim dingin yang mencekan. Musim gugur membahagiakan karena telah terlepas dari musim panas yang menggigit.

Cerita diawali dengan musim semi.  Musim semi ditandai dengan berseminya bunga sakura yang menjadi salah satu kabanggaan bangsa Jepang.  Ada sekitar 150 jenis sakura yang tumbuh di seluruh Jepang.  Bunga sakura hanya akan bertahan selama lebih kurang 2 minggu setelah bermekaran.  Setelah itu akan berguguran dan akan digantikan oleh munculnya dedaunan.  Oleh karena itu jika ingin ke Jepang untuk menyaksikan sakura harus tahu waktu yang tepat agar mendapatkan moment yang indah ini. Sepanjang utara sampai selatan Jepang, dari Hokkaido sampai Okinawa, sakura akan bermekaran pada waktu yang berbeda-beda.  Biasanya pemerintah Jepang setiap tahun akan mengeluarkan pengumuman tentang perkiraan waktu berseminya bunga sakura pada setiap prefecture. 


Musim semi dan sakura merupakan musim yang dinanti oleh seluruh masyarakat Jepang. Pada musim ini masyarakat Jepang mempunyai kebiasaan bertamasya di bawah pohon sakura yang bersemi bersama seluruh anggota keluarga.  Menikmati indahnya bunga sakura dan angin semilir sepo-sepoi ini dinamai dengan Hanami.  



Musim panas adalah musim yang mungkin kurang menyenangkan bagi sebagian orang.  Tapi bagi yang berasal dari negara tropis mungkin musim ini adalah musim yang dinanti, karena suhu udara yang hampir sama. Tapi ada yang membedakan musim panas di Jepang dan di Indonesia.  Musim panas di Indonesia, meski udara panas tapi tetap ada angin yang berhembus, sehingga terasa dingin. Sedangkan di Jepang, panas ya benar-benar panas, angin yang berhembus seperti hembusan udara panas.  Mungkin pernah mendengr adanya gelombang panas yang menyerang Jepang yang banyak merenggut nyawa. Itulah udara panas yang berhembus di musim panas.  

Satu yang indah di musim panas yaitu berseminya aneka warna dan rupa bunga. Bunga bersemi memenuhi sudut rumah, taman, dan sepanjang jalan.  Mulai dari bunga tulip, azelia, wisteria, mawar, daisy, hydangea dan banyak lagi jenisnya yang tidak tahu namanya satu persatu.



Memasuki musim panas merupakan awal musim tanam padi. Di Jepang penanaman padi hanya dilakukan 1 kali dalam setahun dengan umur padi sekitar 6 bulan.  Pada musim gugur memasuki musim dingin adalah masa panen padi.



Musim gugur adalah musim yang juga dinanti setelah musim semi. Musim gugur di Jepang ditandai dengan bergugurannya daun maple atau istilah Jepang-nya dikenal dengan daun momiji.  Daun momiji akan berubah warna yang semula berwarna hijau, akan berubah menjadi kecoklatan, merah, orange, dan kuning.  




Musim gugur adalah musim yang rasanya tidak mau dilewatkan begitu saja. Moment indah saat menyaksikan perubahan warna daun, hembusan angin yang meniupkan daun momiji. berjalan dihamparan permadani berwana merah, orange, kuning daun momiji yang berguguran. Berkumpul bersama keluarga dan menikmati gugurnya daun momiji di Jepang dikenal dengan istilah momijigari.


Di Jepang ada satu buah khas yang hanya berbuah di musim gugur, yaitu buah kaki.  Kalau di Indonesia dikenal dengan kesemek atau buah bedak. Ketika mencicipi buah kesemek langsung menolak, tidak suka. Tapi ketika ditawari buah kaki dan memakannya, langsung suka.  Perbedaan buah kesemek dan kaki terletak pada kesegarannya.  Buah kesemek kebanyakan sudah lewat masak oleh karena itu teksturnya menjadi lembek. Sedangkan buah kaki pada umumnya dijual pada saat masih segar dan teksturnya chruncy dan rasanya manis. 

Musim terakhir adalah musim dingin.  Musim dingin bagi orang tropis mungkin adalah musim yang kurang menyenangkann karena dinginnnnnnnn sekali brrrrrrrrr. Tapi musim dingin juga sepertinya musim yang dinanti orang tropis karena saljunya. Dulu pernah berpikir bahwa salju itu turun sepanjang hari.  Ternyata salju turun itu seperti hujan turun. Tidak setiap saat.  Wah kalau setiap hari.... pasti hanya berdiam diri di rumah, tidak pergi kemana-mana.  


Salju akan bertahan sekitar 3 hari setelah turun.  Ketika turun sangat menyenangkan, putih bersih, untuk diinjak masih enak.  Tapi di hari kedua salju mulai membeku dan menyebabkan jalanan menjadi licin.  Selanjutnya, ketika matahari muncul maka es mulai mencair, maka salju tidak putih lagi tapi menjadi kehitaman dan kotor karena diinjak-injak. Nasib salju putih. 


Sekelumit cerita empat musin di Jepang yang bisa dibagi.  Semoga suatu saat teman-teman bisa merasakan hal yang sama.

Comments

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia