Cerita Pagi Pengantar Koran

Setiap pekerjaan akan memberikan cerita suka dan duka tersendiri. Begitu juga dengan orang yang melakukan pekerjaan tersebut akan mempunyai cerita mengenai pekerjaannya atau lingkungan tempatnya bekerja. Begitu juga dengan pengantar koran di pagi hari punya cerita suka dan duka.



Mengantar koran di Jepang agak special.  Koran diantar di pagi buta antara pukul 03.00 - 05.00 pagi ke rumah atau apato pelanggan.  Koran dimasukkan ke dalam kotak pos yang ada di setiap rumah secara sempurna.  Maksudnya sempurna, koran harus benar-benar masuk ke dalam kotak pos untuk menghindari koran basah ketika hujan turun, karena ada kotak pos yang berada di luar rumah. Jangan bayangkan mengantar koran dengan cara dilempar seperti di film-film. Kalau seperti itu sepertinya enak dan dilakukan pada pagi atau siang hari di saat hari sudah terang benderang.

Nah ini ada sedikit cerita suka dan duka sebagai pengantar koran di Jepang.

1. Berlatih mengantar koran
Sebelum mengantar koran sendiri ke pelanggan maka harus "training" untuk mengetahui rumah atau apartemen pelanggan. Berlatih mengantar koran dilakukan selama 5 hari dengan didampingin oleh “tutor” untuk mengetahui rute, tempat tinggal, dan jenis koran pelanggan. Sebetulnya jika sudah hafal dalam 1-2 hari maka berlatihnya selesai.  Berhubung sangat susah menghafal rute, seperti belok kanan, belok kiri, jalan lurus, putar balik, apalagi dalam suasana gelap. Selain itu susah juga untuk menghafal koran yang harus diantar pada setiap rumah atau apartemen, karena korannya ada sekitar 7 jenis.  Jadilah berlatihnya sampai 5 hari.

Ketika berlatih bertepatan dengan musim dingin. Selama berlatih dalam 5 hari menghabiskan 3 sarung tangan, karena dilepas ketika menulis dan dipakai ketika berjalan lagi. Ketika dilepas kadang jatuh dan lupa memakainya, tahu-tahu tangan sudah kedinginan.....hmmmmm ….. pokoknya riweh......pakai..... lepas..... pakai….. lepas…..

2. Peta
Peta tinggal peta. Sangat jarang menggunakannya. Malas melototi map untuk tahu lokasi. Jadi kalau ada pelanggan baru maka minta ditunjukkan lokasinya pada petugas menggunakan “guguru mapu”, alias google map. Langsung kelihatan arah jalannya dan bentuk rumah atau apatonya. Jadi punya bayangan yang jelas. Karena waktu awal pernah sok-sokan mengandalkan peta, ya tidak ketemu rumahnya walau sudah muter-muter, habis waktu untuk cari 1 rumah. Akhirnya terpaksa korannya tidak diantar pagi itu. Baru siang atau sore jalan lagi untuk mencari rumah pelanggan baru tersebut. Hanya lihat saja rumahnya, korannya besok pagi baru diantar bersama koran hari itu.

3. Sandarkan sepeda dengan benar
Ini penting..... kalau tidak mau sepeda jatuh dan semua koran jatuh juga. Hal ini terjadi beberapa kali karena malas menyadarkan sepeda dengan sempurna. Karena beban koran yang lumayan berat maka standar sepeda bergerak dan mengakibatkan sepeda jatuh, dan..... brukkkk …… koran pun jatuhlah. 

4. Salah koran
Salah koran ini bisa jadi salah memasukkan jenis koran, seharusnya Nikkei dimasukkan Chugoku.  Bisa jadi 1 rumah atau apato terkirim (terambil tidak sengaja) 2 koran yang sama akibatnya rumah atau apato lain tidak mendapatkan koran tersebut. Nah..... ketuker-tuker ini bikin kepala mumet ngingetnya karena semua pelanggan harus mendapatkan koran yang benar. Tapi biasanya selalu inget lagi kemana tuh koran diletakkan. Balik lagi deh untuk ambil tuh koran, dan langsung menuju tempat dimana koran tersebut seharusya berada.

Yang parah adalah korannya kurang. Beberapa kali mengalami hal ini. Dan jalan satu-satunya kembali ke kantor untuk ambil koran tersebut dan kembali lagi untuk mengantarnya......Untuk mengantisipasi ini harus diingat bawa koran lebih.


5. Koran di suhu minus
Menghantar koran diiringi turunnya salju adalah hal yang menakjubkan. Tapi..... juga menyebalkan karena kaki dan tangan menjadi terasa beku. Sampai apato hal pertama yang dilakukan adalah menghidupkan heater...... nyes nyes nyes meleleh...... hangat hangat hangat.

6. Hujan kau membasahkan koranku
Hujan..... adalah hal yang perlu diwaspadai oleh agen dan pengantar koran. Jika hujan maka agen akan membungkus setiap koran dengan plastik agar selamat sampai pelanggan.

Nah..... yang jadi masalah, tiba-tiba di tengah jalan hujan, lebat lagi, gawat gawat gawat..... basah basah basah..... Ini biasanya terjadi ketika sebelumnya hujan tapi kemudian di ramalan cuaca dinyatakan tidak hujan lagi. Tapi kenyataannnya di lapangan masih ada sisa-sisa awan yang masih mencair, hujan hujan hujan..... Mengantisipasi hal seperti ini sebelum meluncur koran dimasukkan ke plastik besar, jadi jika hujan tiba-tiba datang terlindungilah si koran.

7. Koran dan bunga di musim panas
Mengantar koran di musim panas sangat menyenangkan. Pukul 4.30 sudah terang benderang, yang biasanya jam segini masih gelap gulita. Oleh karena itu sepanjang mengantar koran sampai pulang ke kantor adalah saat yang tidak dilewatkan untuk mengambil foto bunga-bunga yang bersemi indah aneka warna.

8. Orang Jepang dan Traffic light
Dapat diakui bahwa orang Jepang adalah orang yang taat pada aturan. Setiap sampai di traffic light dan sedang merah, maka dapat dipastikan bahwa pengemudi mobil akan menghentikan mobilnya dan akan berjalan kembali ketika lampu berganti hijau. Padahal di pagi buta itu hanya dia sendiri dan tak ada orang lain. Kalau pengemudi itu mau melanggar lampu merah pasti bisa sekali, tapi pengemudi tersebut tetap taat untuk mematuhi rambu lalu lintas.

Bahkan ada pengemudi yang tiba-tiba berhenti ketika lampu kuning berganti dengan lampu merah dan mobilnya berada di jalur zebra cross. Pengemudi tersebut langsung memundurkan mobilnya agar tidak berada di jalur tersebut.

9. Jepang dan Keamanannya
Dengan menjadi tukang koran maka bisa masuk ke halaman-halam rumah orang Jepang. Rumah orang Jepang kadang ada pagar, tapi seringnya malah tidak ada pagar. Kalau ada pagar, pagarnya dibiarkan terbuka. Kalaupun ditutup dapat dipastikan tidak dikunci. Di halaman depan, tengah, atau belakang kadang banyak sekali terdapat barang berharga, mulai dari hasil panen seperti bawang bombay yang digantung, beras berkarung-karung, alat-alat pertanian, dsb. Karena orang Jepang yakin negara mereka aman maka mereka tidak khawatir ada pencuri yang mengambil barang mereka. Wah kapan Indonesia seperti ini?

10. Minuman energi untuk pengantar koran
Dari sekitar 70 rumah, apato, dan mansion ada 2 rumah yang dapat dipastikan TVnya selalu hidup. Dan ada 1 rumah yang sudah 2 kali memberikan minuman berenergi.  Pertama-tama kaget, kok tiba-tiba ada orang yang keluar dari rumah kemudian menyodorkan sebotol minuman. Arigatou....





Comments

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia